GENERASI muda dituntut menyiapkan diri agar Indonesia Maju dan Indonesia Emas pada 2045 bisa terwujud. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas agar lebih kreatif, inovatif dan handal dalam menghadapi segala tantangan saat ini. Demikian disampaikan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia KNPI Provinsi Jawa Barat Ridwansyah Yusuf Achmad saat menghadiri pelantikan Pemuda Katolik se-Keuskupan Bogor, di Pusat Pastoral Katedral Bogor, Kota Bogor. Acara itu juga dihadiri Wali Kota Bogor Bima Arya; Uskup Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur, Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma, dan Ketua Pemuda Katolik Komda Jabar Edi Silaban. Yusuf menilai, pemuda memiliki kunci utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Bonus demografi yang akan dirasakan Indonesia pada 2030-2045 harus dimanfaatkan semaksimal mungkin demi kemajuan dan kesejahteraan Indonesia. "Kunci utamanya dengan menyiapkan pemuda yang berkualitas," kata dia. Oleh karena itu, menurutnya, pemuda harus memiliki mimpi besar yang diiringi dengan peningkatan kapasitas agar kelak bisa terwujud. "Tidak ada mimpi yang salah, tidak ada cita-cita yang tidak tepat. Yang salah adalah ketika kita takut bermimpi mewujudkan cita-cita kita," ujarnya. Dia pun mengajak generasi muda khususnya Pemuda Katolik se-Keuskupan Bogor membuat grand design kepemudaan yang mampu menunjang terwujudnya Indonesia Emas 2045. Tak kalah penting, mantan Presiden Mahasiswa ITB inipun mengingatkan pentingnya generasi muda dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Terlebih, kata dia, pemuda merupakan tonggak awal kesadaran nasional dan persatuan Indonesia melalui Sumpah Pemuda pada 1928 silam. "Kita, pemuda ini memiliki dampak yang besar untuk merekatkan persatuan nasional. Persatuan adalah hal terpenting dari terwujudnya masa depan dan eksistensi bangsa kita. Indonesia Emas 2045 tidak akan terwujud jika pemudanya tidak bersatu," katanya seraya mengajak pemuda untuk memperbanyak kolaborasi dan mengurangi kompetisi, termasuk mengedepankan politik yang berbasis nilai yang menyejahterakan masyarakat. Uskup Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur, menilai, Pemuda Katolik harus mengambil langkah strategis demi perkembangan gereja dan bangsa. "Saya masuk di Pemuda Katolik ini pilihan strategis. Tidak hanya itu, pemuda juga harus berpartisipasi aktif dan kreatif. Denganc ara itu bisa memajukan dan menampilkan orang mudanya untuk membangun kehidupan menggereja, serta membangun bangsa dan negara ini," jelasnya. Sementara Wali Kota Bogor Bima Arya menyampaikan, kepemimpinan yang dibutuhkan di tengah pandemi adalah kepemimpinan yang relevan dengan tiga ciri yaitu kepemimpinan yang berbasis nilai, transformatif, dan inklusif. N-2Di tahun 2045, satu abad kemerdekaan Indonesia, akan menjadi tahun emas untuk Indonesia, Indonesia Emas. Ini adalah visi besar Indonesia. Berikut adalah kutipan pidato Presiden Jokowi dalam pidato pertamanya setelah dilantik menjadi presiden untuk kedua kalinya tahun 2019. Pidato itu tentunya mempunyai dasar yang jelas.
Negara maju merupakan negara yang memiliki kualitas infrastruktur dan SDM yang baik. Dua tahapan tersebut harus dilalui Indonesia untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas maju merupakan negara yang memiliki kualitas infrastruktur dan sumber daya manusia SDM yang baik. Dua hal tersebut sangat disadari oleh Presiden Joko Widodo dan menjadi motivasinya untuk berfokus pada hal itu untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas menjadi narasumber dalam diskusi Forum A1 yang digelar di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis, 14 November 2019, Presiden mengatakan bahwa infrastruktur dan SDM yang berkualitas merupakan dua tahapan awal bagi sebuah negara untuk menjadi negara maju. Dua tahap itu yang kini sedang diupayakan oleh pemerintahannya.“Memang tahapan besarnya itu. Infrastruktur ini kita kerjakan dan nanti akan terus tetap dilanjutkan. Kemudian kita akan masuk ke agenda besar yang kedua, ini yang lebih sulit menurut saya, pembangunan sumber daya manusia,” dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia akan segera menjadi program prioritas pemerintah mulai tahun 2020 mendatang. Meski demikian, Kepala Negara menggarisbawahi bahwa saat ini negara Indonesia masih membutuhkan pembangunan infrastruktur sebagai fondasi awal kemajuan.“Sekarang ini fondasi yang sangat diperlukan adalah infrastruktur, kemudian agenda besar berikutnya sumber daya manusia,” forum tersebut, Presiden Joko Widodo sempat ditanyakan mengenai arah pembangunan infrastruktur Indonesia dalam periode kepemimpinannya yang kedua mengingat dalam lima tahun pertama, pembangunan infrastruktur yang dilakukan secara masif dinilai sebagai pembangunan terbesar dalam sejarah hal tersebut, Kepala Negara mengatakan akan tetap melanjutkan pembangunan tersebut namun dengan prioritas yang sedikit berbeda.“Masih melanjutkan infrastruktur yang ada, tetapi mulai dihubungkan,” pembangunan jalan tol yang telah diselesaikan harus dihubungkan dengan sentra-sentra produksi dan industri yang ada di sekitarnya. Dengan cara itu, perekonomian daerah akan semakin berputar dan diharapkan akan muncul titik pertumbuhan ekonomi baru yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.“Ini memang pekerjaan besar tapi tidak langsung bisa dinikmati. SDM apalagi, baru akan kelihatan 10-15 tahun yang akan datang. Tapi, risiko itu yang harus kita berani ambil,” ucap jauh, Presiden juga memberikan gambaran mengenai tahapan apa yang harus ditempuh Indonesia di masa mendatang setelah mampu menyelesaikan dua tahap pembangunan infrastruktur dan pembangunan SDM. Menurutnya, tahapan ketiga yang harus dihadapi bangsa ini sebelum bertransformasi menjadi negara maju ialah menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi dan teknologi.“Siapapun pemimpinnya yang akan datang mau tidak mau harus kita giring masuk ke agenda besar inovasi dan teknologi,” tandasnya.
JAKARTA Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengungkapkan lima fokus pemerintah di bidang inovasi riset dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045. Menurut Nadiem, kelima fokus ini bukan lagi merupakan pilihan inovasi, melainkan sudah menjadi kewajiban agar Indonesia semakin maju.
› Humaniora›Perkuat Pendidikan Karakter... Potensi kemajuan ekonomi Indonesia dari bonus demografi 2045 perlu dibarengi dengan pendidikan karakter. Tujuannya membangun jati diri, mentalitas, integritas, etos, dan budi pekerti generasi masa depan bangsa. Oleh TATANG MULYANA SINAGA 3 menit baca KOMPAS/HENDRA A SETYAWANMural bertema pendidikan karakter dan budi pekerti tergambar di tembok sebuah sekolah di kawasan Karang Tengah, Jakarta, Senin 4/11/2019. JAKARTA, KOMPAS – Indonesia diproyeksikan menuai bonus demografi pada 2045 karena akan didominasi penduduk berusia produktif. Peluang ini mesti dioptimalkan dengan memperkuat pendidikan karakter dalam menyongsong era Indonesia emas 2045 saat mencapai usia 100 tahun Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amich Alhumami mengatakan, mayoritas penduduk berusia produktif itu menjadi modal kuat mewujudkan Indonesia emas. Mereka adalah generasi Y milenial, Z, dan Alpha yang saat ini sebagian besar merupakan penduduk di kelompok anak, remaja, dan pemuda. Untuk memaksimalkan potensi itu, dibutuhkan penguatan karakter generasi muda melalui pendidikan. Hal ini bertujuan membangun jati diri, mentalitas, integritas, etos, dan budi pekerti sehingga menempa sumber daya manusia yang berdaya saing.“Kita perlu membangun karakter bangsa melalui transformasi pendidikan dalam menyongsong Indonesia emas 2045,” ujarnya dalam diskusi Membangun Pendidikan Ramah dan Berkarakter Menuju Indonesia Emas 2045’ di Badan Riset dan Inovasi Nasional BRIN, Jakarta, Selasa 8/11/2022.Baca juga Pendidikan Karakter dari Nilai-nilai Pancasila Tetap RelevanARSIP SANGGAR JUARALewat Sanggar Juara, anak-anak diberi pengajaran pendidikan menuturkan, harapan mewujudkan perekonomian maju pada 2045 harus ditopang dengan taraf pendidikan dan kesehatan penduduk yang baik serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Struktur perekonomian juga akan bergeser dengan semakin gencarnya ekonomi kreatif dan ini sangat mungkin mengubah lanskap pasar kerja di Tanah Air. Oleh karenanya, sistem pendidikan perlu beradaptasi dengan melahirkan lulusan yang menguasai keterampilan dalam berbagai bidang pekerjaan atau transferable skills dan kompetensi pendidikan karakter, sangat penting menekankan kesadaran atas kemajemukan bangsa dengan berbagai agama, budaya, etnis, ras, bahasa, dan identitas lainnya. Tujuannya menumbuhkan toleransi, kerukunan, dan solidaritas sosial untuk memperkokoh Amich, mentalitas dan karakter menjadi faktor penentu dalam mencapai kemajuan bangsa. “Hanya dengan kesadaran akan kolektivitas sebagai bangsa majemuk itulah kekuatan-kekuatan yang mungkin terbagi dalam segmentasi masyarakat akan menjadi energi kreatif untuk mendorong pembangunan,” penduduk berusia produktif itu menjadi modal kuat mewujudkan Indonesia emas. Mereka adalah generasi Y milenial, Z, dan Alpha yang saat ini sebagian besar merupakan penduduk di kelompok anak, remaja, dan pemudaKepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi KemendikbudristekAnindito Aditomo mengatakan, pihaknya fokus mengembangkan karakter peserta didik yang diterjemahkan dalam profil pelajar Pancasila. Siswa diharapkan memiliki enam karakter utama, yaitu beriman dan bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, berbineka, serta juga Dewan Profesor Universitas Padjajaran Menyuarakan Isu Indonesia Emas 2045“Rumusan ini semacam bintang penuntun untuk berbagai program di Kemendikbudristek. Ini sekaligus menunjukkan pengembangan karakter dalam Merdeka Belajar sebenarnya merupakan hal esensial,” memotret beragam persoalan di sekolah, Kemendikbudristek menggelar asesmen nasional dengan tiga aspek penilaian, yaitu kompetensi literasi-numerasi, karakter, dan lingkungan pembelajaran. Asesmen ini melibatkan peserta didik, guru, serta kepala satuan pendidikan tingkat dasar dan menyebutkan, berdasarkan asesmen itu, terdapat 24,4 persen siswa yang mengalami perundungan atau bullying dalam setahun terakhir. Indikator perundungan itu di antaranya dipukul atau ditendang, diancam, dan barangnya diambil atau dirusak siswa MULYANA SINAGAKepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Anindito Aditomo menghadiri diseminasi RUU Sisdiknas di Jakarta, Senin 12/9/2022.“Dari sini kami bisa mengidentifikasi sekolah-sekolah yang menjadi sasaran pelatihan anti bullying. Pelatihan itu bertujuan meningkatkan iklim keamanan sekolah,” juga Indonesia Emas 2045 Bukan Anugerah dari LangitKetua Departemen Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI Sumardiansyah Perdana Kusuma mengatakan, profil pelajar Pancasila dalam membentuk karakter siswa harus terus dikawal. Guru juga berperan mewujudkannya dengan menanamkan nilai-nilai keindonesiaan.“Kami mengusulkan agar ada juga profil pendidik Pancasila. Guru dan dosen seperti apa yang menjadi teladan di era modern? Pemerintah bisa membuat parameternya,” Deputi Kebijakan Pembangunan BRINRudi Arifiyanto menuturkan, bonus demografi 2045 sepatutnya dimanfaatkan dengan perbaikan ekosistem pendidikan. Menghadirkan lingkungan pendidikan yang tidak hanya mendukung berbagai kompetensi, tetapi juga ramah bagi siswa. EditorALOYSIUS BUDI KURNIAWAN. 234 100 458 94 228 443 231 35